spedy

Laman

Belajar Al-Qur'an online dari Arab

Rabu, 17 Februari 2010

Kisah Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(6)

Kisah Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(6)

Perbuatan Aneh Kedua Yang dilihat N Musa AS.

Dan permohonan Nabi Musa AS pun dikabulkan atas pelanggaran persyaratan UTAMA jika seseorang hendak belajar Ilmu Khusus, yakni mesti bersabar untuk tidak bertanya jika mendapati sesuatu yang diluar hukum biasa.

Dan Alloh pun melanjutkan firmanNya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Musa dan hamba yang dianugrahi rahmat khusus itu.

"FANTHOLAQO – HATTAA ALQIYA GHULAAMAN FAQOTALAHU – QOLA AQOTALTA NAFSAN ZAKIYYATAN BI GHOIRI NAFSIN LAQOD JI-TA SYAI-AN NUKROO. – QOLA ALAM AQULLAKA INNAKA LAN TASTATI'A MA'IYA SHOBRON SA-ALTUKA 'AN SYAI'IN BA'DA HAA FALAA TUSHOOHIBNII QODBALAGHTA MIN LLADUNNII 'UDROON".

Artinya : maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang pemuda, maka Khidir membunuhnya.

Musa berkata, "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?

Sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan yang mungkar !"

Khidir berkata : " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku".

Musa pun berkata," Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".

Dari ayat Qur'an di atas sudah cukup jelas bagi orang-orang berfikir lurus, didalamnya ada makna-makna yang terang dikandungnya.

Setelah turun dari Kapal, Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS keduanya berjalan sampai pada suatu kampung namanya AILAH, lalu dikampung itu Nabi Khidir As dan Nabi Musa As bertemu dengan seorang anak laki-laki kecil yang sedang bermain. Anak laki-laki kecil ini sedang bermain dengan 10 anak lainnya.

Diantara sepuluh anak itu ada seorang anak laki-laki yang ganteng, cakep yang namanya diketahui adalah "KHASNUD" bapaknya bernama MALASUN dan IBUnya bernama ROHMATUN.

Lalu anak kecil yang cakep dan ganteng itu ketika sedang bermain dipegang dan dibunuhnya oleh Nabi Khidir AS.
Dalam sebuah kitab tafsir tangan Nabi Khidir As membunuh anak itu dengan jari-jari nya yang menembus pusernya hingga mati.
Nabi Musa AS, yang telah faham hukum syariat/lahir pun sangat terkejut dan menahan diri untuk bertanya dengan lisannya dan berkata dalam hatinya, " Anak kecil yang belum punya dosa, belum baligh kok dibunuh".

Padahal hukum syariat menyatakan," Diangkat kewajiban atas orang itu tiga, satu Orang tidur sehingga dia bangun, dua orang gila hingga dia sembuh dan tiga Anak-anak hingga baligh/dewasa".

Dan didalam Taurot pun ada hukum bahwa Alloh berfirman," Aku wajibkan atas bani Isroil, sesungguhnya siapa yang membunuh manusia yang tidak karena membunuh orang lain atau tidak membuat kerusakan dibumi maka seakan-akan membunuh manusia seluruhnya".

Begitulah didalam batin Nabi Musa As. terjadi pertentangan hebat dengan apa yang selama ini dia ketahui, akhirnya Nabi Musa pun tidak bisa menahan suara batinnya lalu berkata, " Mengapa kamu ( Nabi Khidir As ) membunuh jiwa yang bersih, bukan karena membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar"

Kita tahu apa persyaratan yang mesti ditaati oleh Nabi Musa As. selama berguru kepada Nabi Khidir As.?
Tidak boleh bertanya akan sesuatu apapun sampai datang penjelasan dari Nabi Khidir ( Sang Guru) kepada Nabi Musa As. (Murid).

Tetapi ternyata Nabi Musa As. telah melanggar dua kali atas persyaratan yang telah ditetapkan diawal pertemuan kedua mereka itu.

Disinilah letaknya apa yang mesti kita ambil pelajaran ketika kita telah memasuki pelajaran Ilmu Khusus yang mesti kita pelajari bersamaan dengan Ilmu Syariat.

Bagaimana sikap Sang Guru Nabi Khidir As. atas pelanggaran yang kedua muridnya ( Nabi Musa As.)?
Nabi Khidir pun berkata , " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku"

Ketika Nabi Musa ditegur Nabi Khidir demikian Nabi Musa baru tersadar bahwa ia telah melanggar aturan belajar Ilmu Khusus kepada Nabi Khidir AS, lalu berkata, " Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".

Dan Nabi Khidir masih memaafkan Nabi Musa dan memberikan kesempatan satu kali lagi sesuai permintaan Nabi Musa AS. Dan perjalananpun dilanjutkan ke kampung yang lain. Nabi Musa AS terus mengingat-ingat akan persyaratan belajar Ilmu pada Nabi Khidir AS. Dan dia tinggal punya satu kesempatan lagi.

Dari kejadian kedua ini telah tampak begitu sulitnya menselaraskan pengetahuan yang sudah tertanam sebelum nya tentang Ilmu/Hukum tata lahir, yang nampak-nampak dengan Ilmu Tata Batin, Ilmu yang tersembunyi. Sampai-sampai Nabi Musa pun telah melanggar dan lalai untuk yang kedua kalinya.

Adakah diantara kita yang masih berhenti pada belajar Ilmu Tata lahir saja?
Atau ada juga diantara kita orang yang telah mengikuti jejak Nabi Musa untuk belajar Ilmu Khusus, Ilmu yang tersembunyi.
Mudah mudahan pada lanjutan kisah yang ke-7 sauadara-saudara ku akan semakin faham dan tergerak akan perintah yang terkandung dalam kisah ini.

Salam
Her Budiarto

"Jangan kamu bertanya sampai aku datang menjelaskan-nya sendiri"

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...