spedy

Laman

Belajar Al-Qur'an online dari Arab

Rabu, 17 Februari 2010

Kisah Nabi Musa AS berguru pada Nabi Khidir As.

Siapa Nabi Musa As dan Tongkat nya.

Dengan nama Mu duhai Alloh, aku tuliskan kembali kisah yang penuh pelajaran bagi manusia yang telah Engkau kabarkan pada Utusan Mu, yang kucintai Nabi Muhammad mutiara jagat yang tinggi disisiMu. Yakni kisah perjalanan seorang manusia yang sangat logis Musa As, Nabi dan UtusanMu untuk menjadi pemimpin bagi keturunan Nabi Yaqub As putra Ishaq As bin Ibrohim kholilulloh.
Dialah Musa AS yang Engkau gelari Kalimulloh.

Segenap puji tak terhingga hanya milik Alloh yang maha Tinggi, aku panjatkan rasa syukurku kepadaMU, atas wujud diriku lahir batin. Aku juga sampaikan terimakasih Alhamdulillah kepada junjungan ku Nabi Muhammad SAW cahaya yang menerangi kegelapan hati. Aku sampaikan pula Alhamdulillah rasa terimakasihku kepada pembimbingku , hormat ku dan taatku atas cahaya yang telah engkau warisi dari para Nabi dan ulama warosatutul ambiya..

Kisah perjalanan Nabi Musa As. sesungguhnya telah jelas terukir dalam Kitab Mu Alqur'an dalam salah satu Surat Mu untuk para manusia yang bernama Al Kahfi, pada ayat 60 sampai 82.

Mari kita buka kitab Hudalinnas surat untuk kita Al-Khafi ayat 60-82.

Aku berlindung diri kepada Mu dari tipudaya Syaithon yang dilaknat Alloh.

Siapakah Musa yang seorang Nabi itu?

Dialah seorang lelaki anak dari Imron bin Yashar dan Yashar adalah putra Lawai putra Nabi Yaqub As. Yaqub As adalah putra Nabi Ishaq As, dan Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim As dengan Ibu Sarah.

Jadi Nabi Musa adalah masih katurunan dari Nabi Ibrahim bapaknya para Nabi.

Yang mempunyai tongkat sakti dari Tuhannya.

Kawan-kawan tentu tahu tentang TONGKAT sakti yang Nabi Musa As. miliki itu.

Tak apalah kiranya sebelum memasuki kisah pertemuannya dengan Khidir mari kita ulang ingatan kita tentang kehebatan TONGKAT SAKTI Nabi Musa As. itu.

Pertama, Tongkat Nabi Musa As itu bisa menjadi ular besar atas izinNya. Ular itu menelan semua ular-ular buatan para penyihir si Fir'aun laknatulloh yang memenuhi lapangan. Simbol apakah Ular ?

Ular seperti yang kita kenal adalah hidupnya selalu berganti kulit, nylungsumi.
Setiap kali sudah tua, maka ia kembali ganti kulit dan muda lagi.
Ular adalah hewan yang memanjang, badannya memanjang, panjang.
Simbol apakah ini?
Bagi orang-orang yang berfikir mestinya faham.
Sesungguhnya dalam penciptaan apa saja yang dibumi dan dilangit mengandung pelajaran.

Yang kedua, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR AIR BAH
Yang ketiga, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan ANGIN TOPAN besar.
Yang ke empat, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR BELALANG,.
Yang kelima, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR KUTU,
Yang ke enam, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR KATAK,
Yang ke tujuh, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR DARAH,

FA-ARSALNAA'ALAIHIMUT TUUFAANA WAL JAROODA WAL KUMMALA, WADZ DHOFAADI'A WAD DAMA (QS.7/A'rof :133)
Artinya :
Maka Kami (Alloh) kirimkan kepada mereka (Fir'aun dan bala tentaranya) 1.TUUFAAN, 2. JAROODA (banjir belalang), 3. KUMMALA ( Banjir Kutu), 4. DHOFAADI'A (banjir katak) dan 5. AD DAMA ( banjir darah).

Yang ke delapan, Tongkat Musa bisa untuk memukul BATU keras dan dari batu yang dipukul keluar AIR yang menghidupkan (Maul Hayat).

IDLRIB BI'ASHOOKAL HAJAR, FAN FAJAROT MINHUTS NATAA'ASYROTA 'AINA (QS.2/Al-Baqoroh: 60).

Bagaimana Tongkat Musa bisa mengusir banjir Darah, Banjir Katak, Banjir Kutu dan banjir Belalang?

Kisah Nabi Musa AS berguru pada Nabi Khidir As.(3).

Kuawali dalam bagian ketiga kisah yang diberitkan Tuhan melalui wahyu Nya kepada Nabi Muhammad SAW dengan sebuah firman Nya dalam Qur'an :
"WALAQOD SHORROFANA FII HADAL QUR'AANI LINNAASI MINKULLI MASYALIN WA KAANAL INSAANU AKTSARO SYAI WIJADALAN"
QS: Al Kahfi 54.
Artinya :
"Dan sesungguhnya Kami telah mengulan-ulang bagi manusia di dalam Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan adalah manusia itu makhluk yang banyak membantah".

NabiMusa AS bertanya kepada Tuhannya,"Ya Robbii, kaifa lii bihii?"
Wahai Tuhanku bagaimanakah caranya aku menemui hambaMu yang lebih pandai dari aku itu…?.
Tuhanpun menjawab," Apabila kamu ingin bertemu hambaKu yang lebih pandai dari kamu maka dia tempatnya ada di Majma'al Bahroin itu adapun caranya yaitu kamu harus pergi kesana, tetapi bawahlah ikan yang telah mati(ikan laut) dan ikan itu kamu tempatkan dalam kepis(tempat ikan) dan jika sampai pada suatu tempat ikan tersebut menghilangdari tempatnya karena hidup kembali, maka disitulah tempatnya hambaKu yang lebih pandai dari kamu"

Kemudian Nabi Musa melakukan persiapan untuk pergi kesuatu tempat yang belum pernah ia ketahui yang namanya adalah Majma'al Baroin. Nabi Musa pun pergi ke pasar untuk membeli ikan laut yang akan dijadikan bekal dan petunjuk dimana tempatnya hamba Alloh yang lebih pandai darinya. Setelah mendapatkan ikan dan bekal yang cukup maka Nabi Musa AS berangkat bersama seorang muridnya yang bernama Yusya. Yusya ditugasi membawa bekal-bekal untuk perjalanan termasuk ikan yang ada dalam kepis.

Siapakah Yusya itu dan apa hubungan nya dengan Nabi Musa AS.

Yusya murid Nabi Musa As adalah putra dari Nun putra dari Ifrosun putra dari Nabi Yusuf As. Nabi Yusuf adalah putra Nabi Yaqub As putra dari Nabi Ishaq As.putra Nabi Ibrahim As. Jadi pemuda yang bernama Yusya itu silsilahnya bertemu di Nabi Yaqub AS.

Untuk Mencapai Bertemu Yang Diberi Anugrah Khusus Perlu Bertahun Tahun:

Alloh berfirman dalam Qur'an," WAIDZ QOOLA MUSA LIFATAAHU LA ABROKHU HATTA ABLUGHO MAJMA'AL BAHROIN AU AMDLIYAA HUKUBAAN"
Artinya :
"Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya,' aku tidak akan berhenti (berjalan), sebelum sampai ke Majma'al Bahroin (pertemuan dua lautan) atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun'. Q.S Al Kahfi/60.

Dari ayat itu Nabi Musa AS dan Yusya bertekad untuk berjalan meskipun bertahun-tahun menyuri pantai.
Kata Hukubaan adalah jamak dari Hakibah adalah bertahun-tahun (lebih dari 80 tahun).
Inilah pelajaran bagi kita jika kita mempunyai maksud yang mulia (yang diridloi Alloh ) maka mesti punya tekad kuat dan pantang menyerah meskipun berpuluh-puluh tahun.

Dalam perjalan Nabi Muhammad SAW pun untuk mencapai hidup yang mendapat petunjuk Tuhan dilakukan kholwat bertahun-tahun sebelum wahyu itu diturunkan pada Nya.

Bagaimanakah kita ini yang bercita-cita jadi manusia yang sholih, muttaqin? Apakah cukup santai-santai saja tiada kesungguhan mencapai keridloan Alloh.

Kembali pada perjalanan Nabi Musa As dan muridnya yang telah menyusuri pantai untuk mencari tempat pertemuan dua lautan.
Didekat pertemuan dua lautan itu ada batu besar "Shokhro" (kalau batu kecil Hasho, batu sedang Hajarun). Didekat batu besar Shokhro ada sumberan air "MAUL HAYAT".
Air yang bila mengenai sesuatu yang telah mati bisa hidup kembali.
Inilah patokan yang mesti dipegang oleh Nabi Musa As. Pesan Alloh jika sampai ditempat air yang bila mengenai ikan yang akan dijadikan lauk dan bisa hidup lalu berenang ke laut itulah tandanya Majma'al Bahroin sudah dekat.

Sejak pagi kedua anak manusia itu berjalan tiada hentinya, dibawah terik matahari pun terus dijalaninya demi suatu ketinggian disisi Alloh. Di atas pasir pantai yang panas diterpa angina laut yang semilir ditemani ombak yang berkejaran terus berjalan hingga tak terasa Nabi Musa As sangat kelelahan sekali, lalu Nabi Musa As pun beristirahat dibalik bayangan batu besar Shokhro, dan terlelap tidur. Sedang pemuda Yusya tidak tertidur, ia menjaga Nabi Musa As yang terlelap keletihan keduanya lupa makan bekal yang telah disiapkan. Pada saat Nabi Musa tertidur inilah Yusya simurid Nabi Musa As mengalami kejadian ajaib.
Ikan yang akan dijadikan lauk itu melompat ke air dan hidup lalu berenang ke tengah lautan.
Yusha tertegun-tegun akan keajadian ini.
Tidak lain ikan yang mati itu terkena percikan sumber air maul hayat didekat batu itu.
Dan Yusha pun terlupakan untuk menceritakan kejadian aneh ini kepada Nabi Musa As., sehingga keduanya terus berjalan kembali sampai jauh.

Sampai suatu ketika Nabi Musa AS teringat akan bekan makanannya untuk dimakan maka dimintanya bekal yang dibawa oleh Yusya. Dan Yusya pun baru menceritakan tentang ikan yang secara aneh melompat ke laut dan berenang, sebagai mana dikabarkan Alloh dalam Qur'an surat Kahfi :
"Maka tatkala mereka sampai ke suatu pertemuan dua lautan itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka tatkala mereka telah berjalan lebih jauh, berkatalah Musa," Bawalah ke mari makanan kita sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".
Lalu Muridnya menjawab,"Tahukah Wahai Nabi Musa, tatkala kita mencari tempat berlindung dibalik batu tadi, maka sesungguhnya akau lupa menceritakan tentang ikan itu dan tiadalah yang melupakan aku untuk menceritkan kecuali syaithon dan ikan itu mengambil jalan ke laut dengan cara yang aneh sekali".
Maka Musa berkata," Itulah tempat yang kita cari". Lalu keduanya kembali mengikuti jejak kakinya semula.

Apakah hikmah dibalik kata" Majma'al Bahroin"
Apakah hanyalah sekedar tempat pertemuan dua lautan, dimana kedua air laut itu tidak saling bercampur.
Yang satunya laut itu berasa tawar dan yang satu lagi berasa asin. Diantara dua laut itu seolah-olah ada pembatas yang tranparan, keduanya tidak saling melampoi.

Pelajaran yang bias kita petik adalah apabila kita ingin mencapai kehidupan yang benar-benar beruntung disis Alloh, sesuai tujuan manusia hidup maka mesti mempertemukan dua lautan ILMU. Yang kedua ilmu itu sangat jelas batas-batasnya.
Yaitu Ilmu tata lahir yang disebut Ilmu Syariat dan yang kedua Ilmu tata bathin, yaitu dikenal dengan nama Ilmu hakikat. Dengan menggabungkan kedua Ilmu itu dalam hidup kita maka kita akan menjadi benar-benar hidup.
Hidup yang hakiki. Hidup sejati.
Untuk mendapatkan Ilmu Syariat mesti belajar kepada para Ulama ahli syariat dan untuk belajar Ilmu Hakikat, maka mestilah belajar pada Ulama Ahli Hakikat.

Inilah sesungguhnya symbol Nabi Musa AS sebagai Ahli Ilmu Tata Lahir, dan Nabi Khidir AS adalah symbol Ahli Ilmu Bathin, ILmu hakikat, Ilmu yang tersembunyi.

Bagaimana pertemuan keduanya Nabi Musa dan Nabi Khidir. Serta apa syarat-syarat belajar kedua Ilmu itu. Ikuti sambungan cerita ke-4.
Semoga dapat difahami dan membawa kepada petunjuk kepada orang-orang yang benar-benar berfikir.

Wasalamu ala manit taba alhuda
Wasalamu alaikum wr.wb.
(Mengutip dari catatan Her Budiarto)

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...