spedy

Laman

Belajar Al-Qur'an online dari Arab

Selasa, 23 Februari 2010

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (12/Seri Tamat).

Bismillahirrohmanirrohim.
Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (12/Seri Tamat).

Pelajaran-Pelajaran ( IBROH) dari Kisah Perjalanan Nabi Musa mencari Hamba Alloh yang mendapat Rohmat khusus.

Kawan-kawan, kisah ini sebenarnya sudah berakhir dan segala rahasia dibalik peristiwa juga sudah dijelaskan oleh Nabi Khidir sendiri. Namun timbul pertanyaan, apakah Alloh mewahyukan kepada kita melalui Nabi Muhammad SAW tentang kisah itu tanpa maksud khusus ataukah ada maksud yang mendasar yang mesti harus kita lakukan.Kalau tanpa mengandung pelajaran, tanpa mengandung petunjuk maka tak mungkin bagi Alloh melakukan sesuatu yang sia-sia.
Karena Qur'an sendiri adalah huda, burhan dari huda dan bashiron wanadhiron.

Pelajaran ke-1.
FAUQO KULLI DZII 'ILMIN'ALIIMUN (Q.S.Yusuf : 76)
Diatas yang pandai itu pasti ada yang lebih pandai lagi.
Nabi Musa AS itu mengaku lebih pandai dan tidak ada bandingannya, padahal Alloh berfirman," diatas yang pandai ada yang lebih pandai lagi" Ini adalah sebuah contoh pelajaran bagi kita bahwa sepandai apapun dari kita maka kita harus TAWADLU kepada orang lain. Akhirnya Nabi Musa AS ditegur oleh Alloh bahwa ada orang yang lebih pandai dari Nabi Musa, yaitu HAMBA-KU.

Pelajaran ke-2.
Kita kalau mau jiwa nya hidup, ruhani kita indah yang tumbuh diatasnya segala kebaikan maka mesti mencari MAUL HAYAT, Air kehidupan, air yang menghidupkan qolb, jiwa kita. Jadi orang yang beriman mesti menyambut ajakan Alloh dan rosul Nya untuk mengikuti ajakan pada sesuatu yang menghidupkan imannya. Yakni mencari Maul Hayat.

Pelajaran ke-3.
Harus punya tekad yang kuat jika mau mencari MAUL HAYAT, sebagaimana firman Alloh kepada Nabi Musa, "LAA ABROHA HATTA ABLUGHO MAJMA'AL BAHROINI AMDLIYA HUQUBAN"
Tidak akan berhenti sehingga akan sampai kepada " Majma'al Bahro'in")

Pelajaran 4.
Untuk bisa menemukan Maul Hayat itu harus berjalan kembali dan harus mengikuti jejaknya sendiri, dengan begitu akan bertemu Majma'al bahroin tempatnya Maul Hayat.

Pelajaran-5.
Untuk mendapatkan Maul Hayat mestilah bertemu orang yang mendapat rohmat khusus dari Alloh, orang yang demikian disebut ALIL ABSHOR ( Contohnya Bunya yang digelari Khidir ). Lihat Q.S. An Nuur :44 ,"

Pelajaran-6.
Orang-orang yang sudah menyadari untuk mencari maul hayat, mesti faham etika, tata caranya belajar ilmu khusus untuk mendapat Maul Hayat. Berbeda dengan etika , tata cara belajar ilmu umum, tata lahir.
Yakni bersabar untuk tidak bertanya jika menemukan apa yang ditemukan selama belajar yang tidak sesuai hukum umum, karena sang guru akan menjelaskannya maksudnya pada saatnya.

Pada akhirnya bahwa tak akan bisa seseorang itu mendapati perubahan menuju kepada kemajuan ketakwaan hati kecuali seseorang itu melakukan perubahan, maka Alloh akan memberikan jalan-jalan yang sebelumnya tidak ketahuinya.

Hidayah adalah hanyalah dari Alloh, "Innal huda – hudalloh" . Untuk itulah jika terdapat keraguan di dalam menempuh jalan maka jalannya adalah memohon ditunjukkan jalan yang benar dan mohon dijadikan orang-orang YAKIN.
Sesungguhnya sebaik-baik isi hati adalah YAKIN.

Ingatlah bahwa umur kita telah ditetapkan panjang nya. Kita tidak tahu kapan masing-masing kita akan meninggalkan alam dunia tempat kita beramal sholih ini. Untuk amat rugi besar orang-orang yang menunda-menunda tentang urusan keimanan dan ketakwaan kepada Alloh.

Semoga bermanfaat secara lahir batin, dunia akhirat.
Alhamdulillahirobbil'alamin
Wasalamu ala manit taba Al huda.
Editing dari Teks asli tertanggal Desember 2003M
Gunungputri, Bogor, 8 Robiul Awal 1326H/ 12 April 2005M

Her Budiarto

Sumber Bacaan :
1. Al-Qur'anul Karim, dan tafsirnya.
2. Kitab Maul Hayat, Syaih Muchammad Muchtar Bin Al Hajj Abdul Mu'thi
3. Kitab Qoshosul Ambiya
--------------------

Senin, 22 Februari 2010

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS(11)

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS(11)

Perpisahan Nabi Khidir AS dengan Nabi Musa AS

Setelah Nabi Khidir As menjelaskan ketiga rahasia dibalik peristiwa tiga macam itu kepada nabi Musa AS, maka Nabi Musa yang semula merasa hanya dirinyalah manusia yang paling tinggi ilmunya disisi Alloh, sekarang jadi merasa perlu banyak belajar untuk bersikap hidup, Nabi Musa menerima semua keputusan untuk berpisah dari Nabi Khidir AS. Namun sebelum berpisah Nabi Khidir mengungkapkan rahasia yang berhubungan ke tiga peristiwa yang dialami bersama Nabi Musa dengan apa yang pernah Nabi Musa lakukan dimasa lalunya.

Nabi Khidir berkata," Musa, engkau telah mencela saya ketika saya merusak perahu, sebab engkau takut penumpang-penumpangnya itu nanti tenggelam, namun engkau lupa wahai Musa bahwa engkau pernah dilemparkan di sungai Nil oleh Ibu engkau, padahal engkau masih dalam keadaan bayi yang lemah. Sebagaimana firman Alloh dalam Al Qur'an :
"ANIQDZI FIHI FIT TAABUUTI FA-AQDZI FIL YAMMI FALYULQIHIL YAMMU BIS SAAHILI ..." (Q.S.Thoohaa : 39).
Artinya :
"Yaitu, Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ke Sungai (NIL), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi,.....".

Wahai Musa, jika waktu itu ada ombak, maka kamu bisa tenggelam karena kamu masih bayi lemah tak bisa membela diri, sedangkan jika orang-oang yang ada dalam perahu itu tenggelam, mereka masih bisa berenang untuk menyelamatkan diri.

Tetapi waktu itu kamu (Musa) selamat karena pertolongan Alloh, mengapa kamu mencela saya.

Selanjutnya Nabi Khidir berkata lagi," Musa, engkau mencela saya waktu saya membunuh anak kecil yang tanpa perkara, tetapi engkau Musa, waktu muda engkau telah membunuh orang Qibty dikarenakan membela kaum Bani Isroil, dikarenakan engkau membela Kaum bani Isroil yang belum anda teliti benar salahnya".

(lihat Q.S.Qoshosh 15-19, 33).

Nabi Khidir melanjutkan perkataannya,"…. Musa, anda mencela saya waktu saya ajak menegakkan tembok. Tidak ada yang membayar kok mau menegakkan tembok! Katamu. Tapi kamu lupa, waktu kamu menolong anaknnya Nabi Syuaib AS. Ketika anak-anaknya Nabi Syuaib AS itu tidak ada yang bisa mengambil air untuk memberi minum kambingnya yang begitu banyak itu. Sedang anak Nabi Syuaib As itu perempuan semua. Dan kamu menolong mereka itu tanpa diberi upah, mengapa kamu mau?.
Mendengar peringatan dari Nabi Khidir As itu, Nabi Musa As 'DIAM' saja, karena merasa memang sebenarnya semua peristiwa itu telah dialami oleh Nabi Musa As, akan tetapi Nabi Musa As telah lupa.

Begitulah kelebihan Nabi Khidir As, diberi ilmu khusus lebih dari pada Nabi Musa As.
Dalam Al-Qur'an Nabi Khidir As, bukan disebut sebagai Nabi, tetapi hanyalah 'seorang hamba Ku' yang telah diberi oleh Nya rohmat khusus.

Artinya derajat hamba menunjukkan tingkatan anugrah Alloh seperti yang dimiliki Hamba yang dikenal oleh kita-kita sebagai Nabi Khidir, adalah dapat diperoleh atas anugrah Alloh kepada hamba-hamba yang lain diluar Nabi yang tingkat ketakwaanya telah mencapai "Haqqo tuqodih".

Bagi orang-orang berpandangan tajam maka mestilah mulai merenung bahwa banyak hal yang harus dilakukan yang mendasar agar bisa menempuh perjalanan untuk mendapatkan seorang hamba Alloh yang ditokohkan sebagai Nabi Khidir.

Bukan Nabi Khidir, tetapi orang, hamba Alloh yang mendapat anugrah seperti hamba Alloh yang ditemui Nabi Musa.

Tatacara, methoda atau system untuk menuju jalan kesana telah dibariskan dari Rosulullah SAW kepada para ULAMA Warosatul ambiya.

Para ulama menamainya THORIQOH. Metoda. Sistem membersihkan diri lahir batin dari hijab-hijab yang menghalangi rasa dekat hamba dengan Kholiqnya.

Thoriqoh pada awalnya hanya satu nama, melalui perkembangan zaman, nama-nama thoriqoh ini menjadi banyak sesuai dengan nama kota dan para Ulama yang secara istiqomah terus mewariskan Ilmu Nabi SAW ini kepada hamba-hamba Alloh yang sudah merenung dan berfikir masak, dan yang menetapkan memang jalan itulah yang mesti dibangunkan.

Untuk mengetahui hikmah-hikmah lain dalam Kisah Musa dengan Nabi Khidir, ikutlah kisah no.12. yang merupakan penutup dari kisah ini.
Alhamdulillahirrobli'alamiin.

Perayaan Maulid Nabi, Bid'ahkah..????

Perayaan Maulid Nabi, Bid'ahkah..????

Diantara kita pasti masih sangat ingat akan tanggal, bulan dan tahun kelahirannya. Bahkan setiap hari “H” nya tidak lupa dirayakan dengan berbagai macam acara, ternyata bukan kelahiran dirinya saja yang diingat, tetapi orang-orang yang dicintai dan sayangi ternyata kita juga mengingatnya, tentunya setiap ‘jatuh tempo’ hari ulang tahun yang dikasihi dan dicintai tiba, kita tidak lupa memberikan ucapan selamat dengan atau tanpa buah tangan. Misalnya isteri, teman baik, anak-anak kita dan lain-lain. Kebiasaan ini sudah merupakan bagian dikalangan masyarakat kita, Indonesia. Apa tujuannya? Yah, selain sebagai ajang silaturahmi dan berbagi kebahagiaan, juga mungkin untuk mengingatkan diri bahwa umurnya sudah sampai yang kesekian tahun. Berbagai macam acara yang diselenggarakan adalah refleksi dari kesyukuran dan kebahagiaannya. Tetapi kebiasaan tersebut masih ada dikalangan kita dengan merefleksikannya dengan hal-hal yang sia-sia. Salahkah? Tentu jawabannya adalah tidak benar! Akan tetapi jika diselenggarakan dengan niat dan tujuan kita mensyukuri, silaturahmi, merefleksikan dan memupuk kecintaan pada orang yang yang dikasihi melalui momentum hari “specialnya”, itu juga salah? Lantas bagaimana dengan peringatan ‘maulid’ orang yang dikasihi Allah dan dicintai ummatnya?

Dalam kalender tahun 2010 pada bulan Februaru tanggal 26 oleh Pemerintah telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional. Hari tersebut adalah tanggal 12 Rabiul Awal, hari kelahiran Nabi kita tercinta Muhammad SAW. Selain diperingati secara kenegaraan juga diperingati oleh Pemerintah di daerah-daerah juga umumnya masyarakat muslim di Indonesia menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barjanzi dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak, pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem. Sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.

Ada sebagian pemahaman ulama yang tidak memperingatinya karena menganggap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah Bid'ah, yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mereka berpendapat bahwa kaum muslim yang merayakannya keliru dalam menafsirkannya sehingga keluar dari esensi kegiatannya. Secara khusus, Nabi Muhammad SAW memang tidak pernah menyuruh hal-hal demikian. Karena tidak pernah menyuruh, maka secara spesial pula, hal ini tidak bisa dikatakan "masyru'" (disyariatkan), tetapi juga tidak bisa dikatakan berlawanan dengan teologi agama. Yang perlu kita tekankan dalam memaknai aktifitas-aktifitas itu adalah "mengingat kembali hari kelahiran beliau --atau peristiwa-peristiwa penting lainnya-- dalam rangka meresapi nilai-nilai dan hikmah yang terkandung pada kejadian itu". Misalnya, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Itu bisa kita jadikan sebagai bentuk "mengingat kembali diutusnya Muhammad SAW" sebagai Rasul. Jika dengan mengingat saja kita bisa mendapatkan semangat-semangat khusus dalam beragama, tentu ini akan mendapatkan pahala. Apalagi jika peringatan itu betul-betul dengan niat "sebagai bentuk rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW".

Dalam Shahih Bukhari diceritakan, sebuah kisah yang menyangkut tentang Tsuwaibah. Tsuwaibah adalah budak (perempuan) Abu Lahab (paman Nabi Muhammad (SAW). Tsuwaibah memberikan kabar kepada Abu Lahab tentang kelahiran Muhammad (keponakannya), tepatnya hari Senin tanggal 12 Robiul Awwal tahun Gajah. Abu Lahab bersuka cita sekali dengan kelahiran beliau. Maka, dengan kegembiraan itu, Abu Lahab membebaskan Tsuwaibah. Dalam riwayat disebutkan, bahwa setiap hari Senin, di akhirat nanti, siksa Abu Lahab akan dikurangi karena pada hari itu, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab turut bersuka cita. Kepastian akan hal ini tentu kita kembalikan kepada Allah SWT, yang paling berhak tentang urusan akhirat. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW secara seremonial sebagaimana yang kita lihat sekarang ini. Yang menjadi prinsip kita adalah esensi.

Esensi dari suatu kegiatan itulah yang harus kita utamakan. Nabi Muhammad SAW bersabda : 'Barang siapa yang melahirkan aktifitas yang baik, maka baginya adalah pahala dan (juga mendapatkan) pahala orang yang turut melakukannya' (Muslim dll). Makna 'aktifitas yang baik' --secara sederhananya--adalah aktifitas yang menjadikan kita bertambah iman kepada Allah SWT dan Nabi-Nabi-Nya, termasuk Nabi Muhammad SAW, dan lain-lainnya. Masalah Bid'ah: Ibnu Atsir dalam kitabnya "Annihayah fi Gharibil Hadist wal-Atsar" pada bab Bid'ah dan pada pembahasan hadist Umar tentang Qiyamullail (sholat malam) Ramadhan "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", bahwa bid'ah terbagi menjadi dua : bid'ah baik dan bid'ah sesat. Bid'ah yang bertentangan dengan perintah qur'an dan hadist disebut bid'ah sesat, sedangkan bid'ah yang sesuai dengan ketentuan umum ajaran agama dan mewujudkan tujuan dari syariah itu sendiri disebut bid'ah hasanah. Ibnu Atsir menukil sebuah hadist Rasulullah "Barang siapa merintis jalan kebaikan maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang orang yang menjalankannya dan barang siapa merintis jalan sesat maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang yang menjalankannya". Rasulullah juga bersabda "Ikutilah kepada teladan yang diberikan oleh dua orang sahabatku Abu Bakar dan Umar".

Dalam kesempatan lain Rasulullah juga menyatakan "Setiap yang baru dalam agama adalah Bid'ah". Untuk mensinkronkan dua hadist tersebut adalah dengan pemahaman bahwa setiap tindakan yang jelas bertentangan dengan ajaran agama disebut "bid'ah". Izzuddin bin Abdussalam bahkan membuat kategori bid'ah sbb : 1) wajib seperti meletakkan dasar-dasar ilmu agama dan bahasa Arab yang belum ada pada zaman Rasulullah. Ini untuk menjaga dan melestarikan ajaran agama. Seperti kodifikasi al-Qur'an misalnya. 2) Bid'ah yang sunnah seperti mendirikan madrasah di masjid, atau halaqah-halaqah kajian keagamaan dan membaca al-Qur'an di dalam masjid. 3) Bid'ah yang haram seperti melagukan al-Qur'an hingga merubah arti aslinya, 4) Bid'ah Makruh seperti menghias masjid dengan gambar-gambar 5) Bid'ah yang halal, seperti bid'ah dalam tata cara pembagian daging Qurban dan lain sebagainya. Syatibi dalam Muwafawat mengatakan bahwa bid'ah adalah tindakan yang diklaim mempunyai maslahah namun bertentangan dengan tujuan syariah.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa bid'ah terjadi hanya dalam masalah-masalah ibadah. Namun di sini juga ada kesulitan untuk membedakan mana amalan yang masuk dalam kategori masalah ibadah dan mana yang bukan. Memang agak rumit menentukan mana bid'ah yang baik dan tidak baik dan ini sering menimbulkan percekcokan dan perselisihan antara umat Islam, bahkan saling mengkafirkan. Selayaknya kita tidak membesar-besarkan masalah seperti ini, karena kebanyakan kembalinya hanya kepada perbedaan cabang-cabang ajaran (furu'iyah). Kita diperbolehkan berbeda pendapat dalam masalah cabang agama karena ini masalah ijtihadiyah (hasil ijtihad ulama). Sikap yang kurang terpuji dalam mensikapi masalah furu'iyah adalah menklaim dirinya dan pendapatnya yang paling benar, sehingga merusak ukhuwah islamiyah yang jauh lebih penting (wajib), sementara dirumahnya aktifitas ‘ulang tahun’ itu dilestarikannya untuk dirinya dan keluarga yang dicintainya, sementara untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW yang dengan jelas telah berjasa membawa kita pada kehidupan yang paling sempurna, dengan tujuan seperti disebutkan diatas kita mengingkarinya. Bijakkah yang demikian? Wallahu’alam

Kelembutan Pembuka Hati

Pada masa Rasulullah SAW, ada seorang Yahudi yang sudah sangat tua. Ia tidak dapat melihat. Tubuhnya pun sudah sangat lemah.
Sejak ia mendengar orang membicarakan kenabian Muhammad SAW, ia sangat membenci lelaki mulia itu. Ia juga membenci Islam. Tiap hari ia mencaci-maki Rasulullah SAW. Memuntahkan kebenciannya kepada Nabi yang datang dari bangsa Arab, bukan Yahudi.

Rasulullah SAW mengetahui perbuatan orang tua tersebut. Beliau pun mengenalnya dengan baik. Namun orang tua tersebut hanya mendengar tentang Rasulullah SAW. Ia tidak mengetahui sosok beliau.
Rasulullah SAW sedikit pun tidak marah kepada orang yang sudah tua itu. Apalagi sampai memusuhinya. Bahkan beliau merasa kasihan kepadanya karena tidak ada seorang pun yang mau mempedulikannya.
Maka setiap hari Rasulullah datang ke tempat kakek-kakek tersebut untuk memberinya makan. Bahkan beliau sendiri yang menyuapinya dengan sangat lembut. Kakek-kakek itu sangat senang. Tetapi ia tidak tahu siapa sebenarnya yang mau menyuapinya setiap hari.

Setiap kali Rasulullah SAW datang menyuapi kakek -kakek Yahudi itu, ia selalu memuntahkan kebenciannya kepada Rasulullah SAW. Caci maki meluncur deras dari mulutnya. Sedangkan Rasulullah SAW dengan sabar mendengarkan caci maki itu.

Ketika Rasulullah SAW wafat, sahabat beliau yang paling dekat, Abu Bakar, menggantikan peran beliau. Menyuapi orang tua itu.
Pada saat Abu Bakar menyuapinya, orang tua itu berkata,"Engkau pasti bukan orang yang biasa menyuapiku. Orang itu lebih lembut daripada kau."
Abu Bakar menjawab dengan bertanya, "Engkau tahu siapa yang biasa menyuapimu?" Abu Bakar melanjutkan perkataannya. "Dialah Muhammad, Rasulullah. Kini beliau telah wafat. Maka aku datang menggantikan beliau."

Terhenyaklah kakek-kakek Yahudi itu. Ia terkejut bukan main. Serta merta ia menangis. Air matanya deras mengalir di pipinya. Beberapa saat kemudian, dia pun menyatakan dirinya masuk Islam.

Jumat, 19 Februari 2010

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (10)

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (10).

Khidir AS Mengungkapkan Rahasia Menegakkan Tembok.

Aku mulai dengan Firman Alloh SWT dalam Qur'an Surat Kahfi :82 ,
"WA AMMAAL JIDAARU FAKAANA LIGHULAMAINI FIL MAIINATI WAKAANA TAHTAHU KANZUN LAHUMAA WA KAANA ABUUHUMAA SHOOLIHAN FA=AROODA ROBBUKA AN YABLUGHOO ASYUDDA HUMAA WAYAS TAKHRI JAA KANZAHUMAA ROHMATAN MIN ROBBIKA WAMAA FA'ALTUHU'AN AMRII DZAALIKA TA'WIILU MAALAM TASTHI' 'ALAIHI SHOBRON"

Artinya : " Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak muda yang yatim dikota Intiqoyah dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka ber dua. Sedang ayahnya adalah seorang yang sholeh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai Rohmat Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".

Sebagaimana keterangan terdahulu, di kota Intiqoyah itu ada orang sholeh (Ahli Ibadah kepada Alloh SWT), namanya KASIKHUN, mempunyai dua orang anak. Anak nomor satu namanya ASROM dan anak nomor dua namanya SHORIM.

Sewaktu kecil sudah ditinggal wafat kedua orangtuanya, sehingga kedua anak itu menjadi YATIM. Dan Kasikhun itu mempunyai peninggalan EMAS yang dipendam dibawah tembok rumah, dengan harapan ada yang diberi tanggungjawab untuk mengurus harta itu, dengan maksud dari Kasikhun agar anaknya kelak setelah besar simpanan EMAS itu menjadi penghidupannya, ini dilakukan menjelang maut.

Dan orang diberi tanggungjawab adalah orang yang dapat dipercaya.

Sedangkan saudara-saudara Bapaknya itu ada tujuh.

Lama kelamaan tembok rumah itu jadi akan Roboh, padahal ASROM dan SHORIM masih kecil, maka emasnya akan terlihat dan dijadikan rebutan orang-orang Intiqoyah.

Kota itu penduduknya sangat kikir, Nabi Khidir dan Nabi Musa bertamu tak ditolak dan tak diberi apa-apa walaupun seteguk air, malah disuruh pergi.

Nah dengan sifatnya yang rakus harta itu maka emas lempengan itu akan jadi rebutan orang-orang Intiqoyah. Bagaimana dengan Nasib dua anak yatim itu.

Dari dasar inilah adanya Nabi Khidir membangun kembali tembok yang sudah mau roboh dan dibawahnya ada harta/emas anak yatim.

Ingat apa kata Nabi Khidir kepada Nabi Musa," Jadi Aku menegakan kembali tembok itu tidak untuk mendapat upah, dan upah itu untuk beli makanan dan minuman."

Padahal yang ada dalam fikiran Nabi Musa dengan menegakkan tembok bisa dapat upah untuk menghilangkan lapar dan haus keduanya.

Dibawah tembok itu ada 5 atau 7 lempengan emas yang masing-masing lempengan itu ada tulisannya.
Diantara tulisan itu adalah :
Ajaib bagi orang orang yang percaya adanya takdir, bagaimana dia kok khawatir/takut.
Ajaib bagi orang yang meyakini adanya rizqi , bagaimana dia kok kesulitan.
Ajaib bagi orang yang meyakini dirinya akan mati, bagaimana dia kok senang-senang.
Ajaib bagi orang yang percaya akan dihisab, bagaimana dia setiap hari kok mengumpulkan harta.

Begitu besar perhatian ALLOH SWT terhadap anak yatim, sehingga Nabi-Nya disuruh menyelamatkan harta anak yatim putera orang yang sholeh.

Bagaimana dengan kita apakah belum cukup jelas bahwa kita WAJIB memperhatikan anak yatim, dengan menganjurkan menyantuni, menyantuni itu sendiri.

Maka Alloh pun mempertanyakan ke-aslian, kesungguhan kita beragama Islam ini dengan menyebut orang orang yang tak menyantuni anak yatim dan memberi makan orang miskin sebagai Kadzib Ad Diin. PENDUSTA AGAMA.

Sholatnya Bohong, Haji nya Bohong, Bacaan Qur'annya Bohong, Berjubah dan bersorbannya Bohong, mengaji sana sini juga Bohong, jika tidak dibarengi dengan aktualisasi menyantuni anak yatim dan menolong orang-orang miskin.
Selanjutnya ikuti seri (11) teguran Nabi Khidir pada Nabi Musa yang berhubungan dengan tiga peristiwa diatas.

Wasalamu ala manit taba alhuda

Wasalamu alaikum wr wb.
Her Budiarto

Kamis, 18 Februari 2010

Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (9a).

Bismillahirrohmanirrohim.
Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (9a).

Rahasia Di Balik Peristiwa Nabi Khidir AS Membunuh Seorang Anak.

Sadarilah ini adalah Firman Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW waktu dan saat ini adalah Firman Tuhan kepada kita, anda yang membaca ayat ini.

Selanjutnya Alloh Berfirman menceritakan Kisah Nabi Musa bertemu Nabi Khidir :
"WA-AMMAL GHULAAMA FAKAANA ABAWAAHU MUKMINAINI FAKHOSYINAA AN YURHIQOHUMAA THUGHYAANAN WAKUFRON"
(Q.S.Al-Kahfi:80).

Artinya :
"Dan adapun anak muda itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang yang beriman, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran".

Siapakah anak muda yang dibunuh Nabi Khidir As.

Anak muda yang dibunuh Nabi Khidir As atas perintah Tuhan (yang ia terima secara ghoib) adalah KHASNUD.
Kampung dimana Nabi Khidir membunuh seorang anak muda adalah bernama ASNUD adalah Kampung AILAH.
Adapun nama Bapaknya anak itu adalah MALASUN dan ibunya bernama ROHMAH.
Bapaknya seorang yang sholeh dan Ibunya juga seorang yang Sholehah. Lalu apa pekerjaan anaknya kedua orang yang mukmin itu?

Anak muda itu pekerjaan setiap malamnya adalah MENCURI.

Dan ketika hari telah pagi ditanya Bapak atau Ibunya ia menjawab," Sesungguhnya setiap malam saya ada disini, Bapak, Ibu. Anak muda itu mengaku tidak mencuri atau tidak keluar rumah.
Anak itu membuat susah orang tuanya (Bapak-Ibu) namun orang tuanya tersebut sangat sayang kepada anak muda tersebut. Dan Nabi Khidir melalui ilmunya mengetahui bahwa anak tersebut nantinya akan menjadi kafir, yang menyeret kedua orangtuanya yang sholeh kepada kekafiran.

" Itulah sebabnya anak itu saya bunuh" Kata Nabi Khidir kepada Nabi Musa.

Beberapa pelajaran dalam peristiwa ini dapat dipetik.

Bahwa orangtua yang terlalu sayang pada anaknya adalah sangat berbahaya, jika anaknya melakukan kesalahan, melanggar hukum pasti akan dibela meski salah. Apapun keadaanya, anak akan di bela, dibebaskan dari hukuman.

Bagaimana dengan contoh dalam Al-Qur'an, anak yang tidak mengikuti aturan baikpun masalah ketuhanan atau aturan lain maka jika salah tetap salah. Bahkan tidak diakui sebagai anggota keluarga. Ingat kisah putra Nabi Nuh AS yang bernama Kan'an yang tidak mengikuti ajaran Bapak nya yang seorang Nabi dan Rosulalloh.

Maka walaupun Nabi Nuh sempat usul agar anaknya itu diselamatkan dari Bah, tetapi Alloh tetap menegur Nabi Nuh dengan keras, tegas bahwa Kan'an adalah bukan anggota keluarga Nabi Nuh lagi, karena sebab tidak mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk beriman pada Alloh. Alloh membiarkan putra Nuh , Kan'an tenggelam bersama orang-orang kafir. Nabi Nuh AS, tidak sadar bahwa putranya Kan'an sudah diluar garis keluarga sampai menagisi Kan'an yang menolak ajakannya.

Maka Alloh menegur dengan firmanNya," LAISA MIN AHLIKA INNAHU'AMAUN GHOIRU SHOOLIHIN". Artinya : Itu bukan keluargamu karena ia tidak amal sholeh.

Jadi menurut Ilmu Hakikat, Ilmu Bathin :
Meskipun anaknya sendiri (anak kandung), bapaknya Sholih dan Ibunya Sholihah, tetapi jika anaknya tidak soleh maka itu sudah bukan anaknya, sudah diluar garis keluarga.
Tetapi bagaimana dalam praktek disekililing kita?
Umumnya orangtua mementingkan garis darah, tidak mementingkan garis takwa, garis amal sholeh.

Nabi Musa AS tidak tahu dibalik yang dilihat dengan matanya, akhirnya ditunjukkan oleh Nabi Khidir AS, sebab Nabi Khidir tahu karena punya ilmu Ghoib/Bathin.

Untuk membuktikan kepada Nabi Musa As, kemudian tulangnya anak tersebut diambil dan dipatahkan oleh Nabi Khidir As, lalu disuruh Nabi Musa As untuk membaca tulisan yang ada ditulang itu.

Dan oleh Nabi Musa As. terbaca apa tulisan yang ada ditulang anak itu yaitu, " KAFARO" (kafir). Anak tersebut nanti kalau dewasa sampai wafatnya akan kafir dan menyeret orangtuanya kepada kekafiran, sebab sangat cintanya kepada anaknya.

Maka dari itulah Nabi Khidir As. membunuh anak itu agar tidak banyak menyeret kedua orang tua-nya berbuat kekafiran dan kemusyrikan.

Apakah Nabi Khidir membunuh atas kemauannya sendiri?
BUKAN !!!.

Nabi Khidir membunuh atas perintah wahyu ALLOH melalui ilmu bathinnya ia mendengar dan ia melihat.

Ada contoh preventif dalam Al-Qur'an yang dilakukan oleh Bapak Para Nabi yaitu Nabi Ibrahim tentang planning harapan doa kepada anak-anak, dan cucu-cucunya serta keturunannya supaya jadi orang yang ISLAM, taat dan berserah diri pada aturan Alloh. Silahkan lihat dalam surat Albaqoroh ayat 127-128.

......

Cukup-cukup jadi pelajaran bagi orang yang bermata tajam. Ikuti lanjutannya no.9b
Wasalamu ala manit taba alhuda
wasalamu alaikum wr wb.

Rabu, 17 Februari 2010

Sejarah Nabi Muhammad S.A.W.

Letak Mekah
Di tengah-tengah jalan kafilah yang berhadapan dengan Laut Merah - antara Yaman dan Palestina - membentang bukit-bukit barisan sejauh kira-kira delapanpuluh kilometer dari pantai. Bukit-bukit ini mengelilingi sebuah lembah yang tidak begitu luas, yang hampir-hampir terkepung sama sekali oleh bukit-bukit itu kalau tidak dibuka oleh tiga buah jalan: pertama jalan menuju ke Yaman, yang kedua jalan dekat Laut Merah di pelabuhan Jedah, yang ketiga jalan yang menuju ke Palestina.

Ibrahim dan Isma'il
Dalam lembah yang terkepung oleh bukit-bukit itulah terletak Mekah. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya kota ini sungguh sukar sekali. Mungkin sekali ia bertolak ke masa ribuan tahun yang lalu. Yang pasti, lembah itu digunakan sebagai tempat perhentian kafilah sambil beristirahat, karena di tempat itu terdapat sumber mata air. Dengan demikian rombongan kafilah itu membentangkan kemah-kemah mereka, baik yang datang dari jurusan Yaman menuju Palestina atau yang datang dari Palestina menuju Yaman. Mungkin sekali Ismail anak Ibrahim itu orang pertama yang menjadikannya sebagai tempat tinggal, yang sebelum itu hanya dijadikan tempat kafilah lalu saja dan tempat perdagangan secara tukar-menukar antara yang datang dari arah selatan jazirah dengan yang bertolak dari arah utara.

Kalau Ismail adalah orang pertama yang menjadikan Mekah sebagai tempat tinggal, maka sejarah tempat ini sebelum itu gelap sekali. Mungkin dapat juga dikatakan, bahwa daerah ini dipakai tempat ibadat juga sebelum Ismail datang dan menetap di tempat itu. Kisah kedatangannya ke tempat itupun memaksa kita membawa kisah Ibrahim a.s. secara ringkas.

Ibrahim dilahirkan di Irak (Chaldea) dari ayah seorang tukang kayu pembuat patung. Patung-patung itu kemudian dijual kepada masyarakatnya sendiri, lalu disembah. Sesudah ia remaja betapa ia melihat patung-patung yang dibuat oleh ayahnya itu kemudian disembah oleh masyarakat dan betapa pula mereka memberikan rasa hormat dan kudus kepada sekeping kayu yang pernah dikerjakan ayahnya itu. Rasa syak mulai timbul dalam hatinya. Kepada ayahnya ia pernah bertanya, bagaimana hasil kerajinan tangannya itu sampai disembah orang?

Kemudian Ibrahim menceritakan hal itu kepada orang lain. Ayahnyapun sangat memperhatikan tingkah-laku anaknya itu; karena ia kuatir hal ini akan rnenghancurkan perdagangannya. Ibrahim sendiri orang yang percaya kepada akal pikirannya. Ia ingin membuktikan kebenaran pendapatnya itu dengan alasan-alasan yang dapat diterima. Ia mengambil kesempatan ketika orang sedang lengah. Ia pergi menghampiri sang dewa, dan berhala itu dihancurkan, kecuali berhala yang paling besar. Setelah diketahui orang, mereka berkata kepadanya:

"Engkaukah yang melakukan itu terhadap dewa-dewa kami, hai Ibrahim?" Dia menjawab: "Tidak. Itu dilakukan oleh yang paling besar diantara mereka. Tanyakanlah kepada mereka, kalau memang mereka bisa bicara." (Qur'an, 21: 62-63)

Ibrahim melakukan itu sesudah ia memikirkan betapa sesatnya mereka menyembah berhala, sebaliknya siapa yang seharusnya mereka sembah.

"Bila malam sudah gelap, dilihatnya sebuah bintang. Ia berkata: Inilah Tuhanku. Tetapi bilamana bintang itu kemudian terbenam, iapun berkata: 'Aku tidak menyukai segala yang terbenam.' Dan setelah dilihatnya bulan terbit, iapun berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi bilamana bulan itu kemudian terbenam, iapun berkata: 'Kalau Tuhan tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku akan jadi sesat.' Dan setelah dilihatnya matahari terbit, iapun berkata: 'Ini Tuhanku. Ini yang lebih besar.' Tetapi bilamana matahari itu juga kemudian terbenam, iapun berkata: 'Oh kaumku. Aku lepas tangan terhadap apa yang kamu persekutukan itu. Aku mengarahkan wajahku hanya kepada yang telah menciptakan semesta langit dan bumi ini. Aku tidak termasuk mereka yang mempersekutukan Tuhan." (Qur'an 6: 76-79)

Ibrahim tidak berhasil mengajak masyarakatnya itu. Malah sebagai balasan ia dicampakkan ke dalam api. Tetapi Tuhan masih menyelamatkannya. Ia lari ke Palestina bersama isterinya Sarah. Dari Palestina mereka meneruskan perjalanan ke Mesir. Pada waktu itu Mesir di bawah kekuasaan raja-raja Amalekit (Hyksos).

Sarah adalah seorang wanita cantik. Pada waktu itu raja-raja Hyksos biasa mengambil wanita-wanita bersuami yang cantik-cantik. Ibrahim memperlihatkan, seolah Sarah adalah saudaranya. Ia takut dibunuh dan Sarah akan diperisterikan raja. Dan raja memang bermaksud akan memperisterikannya. Tetapi dalam tidurnya ia bermimpi bahwa Sarah bersuami. Kemudian dikembalikan kepada Ibrahim sambil dimarahi. Ia diberi beberapa hadiah di antaranya seorang gadis belian bernama Hajar- Oleh karena Sarah sesudah bertahun-tahun dengan Ibrahim belum juga beroleh keturunan, maka oleh Sarah disuruhnya ia bergaul dengan Hajar, yang tidak lama kemudian telah beroleh anak, yaitu Ismail. Sesudah Ismail besar kemudian Sarahpun beroleh keturunan, yaitu Ishaq.

bersambung..

Wasalamu alaikum Wr.Wb.
Sumber: Sejarah Hidup Muhammad SAW, oleh Muhammad Husein Heikal

Bila Ibu Boleh Memilih ( Seorang Ibu yang Solehah )

Bila Ibu Boleh Memilih

Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu
Karena dalam mengandungmu
ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata
Anakku...

Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasicaesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasasakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah...

Saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu
Anakku...

Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,
atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu
dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan
Anakku...

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...

Ibunda
Kalau ibunda membelai rambutmu
Kalau ibunda mengusap keningmu, memijiti kakimu
Nikmatilah dengan syukur dan bathin yang bersujud
Karena sesungguhnya Allah sendiri yang hadir dan maujud

Kalau dari tempat yang jauh engkau kangen kepada ibunda
Kalau dari tempat yang jauh ibunda kangen kepada engkau,
Dendangkanlah nyanyian puji-puji tuk Tuhanmu
Karena setiap bunyi
Kerinduan hatimu adalah
Sebaris lagu cinta Allah kepada segala ciptaanNya

Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan airmata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih
Ibundamu yang kesakitan
Dan Allah yang menyiapkan hiburan-hiburan

Menangislah banyak-banyak untuk ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun ibumu menangis karenamu


(Cuplikan Dari Buku Ibu Catatan Harian Emha Ainun Nadjib)

Kisah Nabi Musa As dengan Nabi Khidir (8).

Bismillahirohmanirrohim.
Kisah Nabi Musa As dengan Nabi Khidir (8).

Nabi Khidir Mengungkap Rahasia dibalik Tiga Peristiwa.

" QOOLA HAADZAA FIRQOKU BAINI WA BAINIKA SA-UNAB BIUKA BITA'WIILI MAA LAM TASTATHI' 'ALAIHI SHOBRON".
Artinya : Khidir berkata," Musa…! Saat inilah waktu kita pisah ( antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ) dan sebelum pisah dengan anda akan saya ceritakan apa yang menjadi rahasia semuanya dari apa yang saya lakukan tadi. Dan akan saya ceritakan yang menjadikan kamu tidak bisa bersabar".(QS.Al Kahfi 78).

Setelah Nabi Musa AS dijanji untuk tidak bertanya tentang sesuatu kejadian ketika bersama Nabi Khidir AS, tetapi malah bertanya karena ada peristiwa yang bertentangan dengan hokum dhohir yang Nabi Musa ketahui bahkan sampai Nabi Musa melanggar tiga kali. Pada saat pelanggaran yang ketiga kalinya itulah Nabi khidir berkata," Saat sekarang inilah waktunya kita berpisah, tetapi sebelum berpisah saya akan menceritakan apa yang bertentangan dengan anda dan menjadi rahasia dibalik peristiwa tersebut".

Kemudian Nabi Khidir AS, mengungkapkan rahasia yang terkandung dalam peristiwa yang telah terjadi itu.

"AMMAAS SAFIINATU FAKAANAT LIMASAAKIINA YA'MALUUNA FIL BAHRI FA-AROD TU AN-A'IIBAHAA WAKAANA WARO-AHUM MALIKUN YA'KHUDZU KULLU SAFIINATIN GHOSHBAN" Q.S.Al Kahfi:79.

Artinya :
"Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera ( secara paksa)".

Siapakah orang-orang miskin pemilik Bahtera itu? Dan siapa pula raja yang dholim itu? Berikut keterangannya.

Sesungguhnya Bahtera yang dirusak Nabi Khidir AS itu bukanlah kepunyaan orang satu, melainkan milik orang-orang miskin yang lebih dari satu yaitu 10 orang.
Dan perahu itu merupakan warisan dari orangtuanya serta hanya itu kepunyaan satu-satunya sebagai sumber mata pencaharian 10 orang bersaudara, yakni hasil menyebrangkan orang dengan perahu itu.
Adapun dari sepuluh orang bersaudara yang dapat bekerja hanya LIMA orang, dan yang lima orang lagi tidak dapat bekerja, sebab yang lima orang itu dalam keadaan :
1. Satu Orang dalam keadaan BUTA, tak dapat melihat,
2. Satu Orang lagi dalam keadaan TULI, tak dapat mendengar,
3. Satu Orang lagi yang lain dalam keadaan BISU, tak dapat berbicara,
4. Satu Orang lagi dalam keadaan LUMPUH, tak dapat berjalan dengan kakinya,
5. Dan satu orang yang terakhir GILA, lupa ingatan.
Sedangkan LIMA orang yang dapat bekerja dalam kondisi kurang sempurna yakni :
1. Satu Orang kena penyakit LEPRA,
2. Satu Orang lagi matanya SIWER sebelah,
3. Satu orang yang lain kakinya PINCANG,
4. Satu orang lagi LEMAH JANTUNG, Drendeg melulu,
5. Satu orang yang terakhir kena panas abadi, tidak waras juga.
Dalam keadaan begitu sulit lima orang itu terpaksa bekerja untuk menghidupi dirinya dan lima orang saudaranya yang lain yang tak dapat bekerja.

Tentang Raja Jalnawa Yang Dholim:

Ke-10 orang itu hidup diwilayah seorang penguasa (Ratu atau Raja) yang bernama JALNAWA, yaitu Raja yang kaya yang membangun Rumah Panggung dengan 360 menara yang tidak kecil. Satu menara ada satu perempuan cantik.
Jadi Jalnawa itu mempunyai 360 perempuan.
Jalnawa itu Raja yang mementingkan diri sendiri, mementingkan kesenangannya diri
Nya sendiri dan tidak mementingkan rakyat atau orang lain.
Raja Jalnawa ini jika mengetahui ada perahu yang bagus, kuat pasti dirampasnya untuk dimilikinya. Tidak peduli perahu itu milik orang yang miskin. Tak peduli milik rakyatnya. Jika ia bertemu orang miskin "GIRA-GIRA" sangat jijik melihatnya takut tertular miskin, jika perlu rakyat miskin itu digusur.
Raja Jalnawa ini punya sifat membangga-banggakan kekuasaannya dan kekayaannya, adigang, adigung adiguna.
Dari manakah 360 perempuan yang ia miliki. Itu semua adalah dari merampas istri-istri rakyatnya, sebab jika kelihatan ada perempuan yang bersih, rapi dan cantik maka
Jalnawa mengambilnya dengan paksa dan menaruhnya di satu menara rumahnya.
Jadi perempuan-perempuan itu bagai burung peliharaan. Setiap satu malam Jalnawa berpindah dari satu menara ke menara yang lain. Perempuan-perempuan itu digilir satu persatu. Bayangkan satu tahun sekali baru satu kali dapat giliran.
Harta benda rakyatnya juga dirampas untuk dimilikinya.
Jadi kerjanya ratu Jalnawa itu merampas apa-apa yang dimiliki rakyatnya,
Rumah Bagus, pertamanan indah, gedung tinggi menjulang langit, perahu yang kuat dan baik, wanita-wanita cantik dan lain-lainya semua hanya dimiliki Jalnawa.
Karena suka merampas dan bersenang-senang saja Jalnawa perutnya buncit.
Jalnawa bersenang-senang diatas kesengsaraan rakyatnya yang miskin dan menderita.
Itulah maka Nabi Khidir merusak perahu itu dengan maksud agar perahu orang miskin yang terlihat bagus itu tidak dirampas Jalnawa.( Sumber Kitab Tafsir Qoshoshul Anbiya).

Mengapa Nabi Khidir AS tahu dengan detail masalah ini?
Karena Nabi Khidir AS telah mencapai suatu Ilmu yang Khusus, diberi kelebihan Ilmu yang orang umum BELUM mencapainya. Artinya semua orang atas mau latihan dengan membersihkan diri dari Dosa dan mengisi hidupnya hanya untuk taat kepada Alloh dan terus menerus meningkatkan latihan taqorub kepada Tuhan dengan penuh Ikhlas dan Ridho tentu akan mencapainya. Tentu latihan-latihan ini adalah yang ada dalam syariat Agama Tuhan.


Untuk mengetahui, rahasia dibalik pembunuhan pada seorang anak oleh Nabi Khidir AS, tunggu kelanjutan kisan ini pada seri ke-9.

Wasalamu ala manit taba al huda
Wasalamu alaikum wr wb.
Her Budiarto

Kisah Pertemuan Nabi Musa Dengan Nabi Khidir (7).

Bismillahirrohmanirrohiim
Kisah Pertemuan Nabi Musa Dengan Nabi Khidir (7).

Kejadian Aneh Ketiga, Nabi Khidir Menegakan Tembok Yang Mau Roboh

Selanjutnya Alloh berfirman tentang kisah Musa dan Khidir kepada Nabi Muhammad SAW. " FANTHOLAQO HATTAA IDZAA ATAYAA AHLA QORYATI NISTATHO'MA AHLAHAA – FA-ABUU AN YUDLOYYIFUU HUMA FAWAJADAA FIIHAA JIDAARON YURIIDU AN YAN QODL DLO FA AQOOMAHU – QOLA LAU SYI'TA LA TAKHODZ-TA ALAIHI AJRON" (QS.AL KAHFI 77).

Artinya :
Maka keduanya berjalan hingga tatkala sampai keduannya kepada suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapkan dalam negeri itu dinding rumah yang hamper roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Kemudian Musa berkata,"Jika kamu mau, niscaya kamu bisa mengambil upah untuk itu".

Inilah kejadian aneh ketiga dan terakhir sebagai tonggak perpisahan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS sesuai kesepakatannya.

Kejadian ketiga ini dikisahkan setelah kedua hamba Alloh itu berjalan sampai suatu kota yang diketahui bernama INTIQOYAH ( dalam Qur'an disebut ATAYAA) dan waktu masuk kota itu waktunya menjelang Maghrib.

Ketika memasuki kota Intiqoyah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS mendapati warga kota sedang menghidangkan makanan kepada para keluarganya.

Padahal Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS habis berjalan jauh seharian dalam kondisi capai, letih , lesu dan lapar dan lagi perbekalan makanan maupun yang lain telah habis selama perjalanan sebelumnya. Makanan habis dan uang tidak punya, perjalanan jauh, hati sumpek karena bertemu bermacam masalah. Lalu Nabi Khidir mengajak Nabi Musa AS bertamu dan ternyata tak ada satupun warga kota yang menerimanya, ditolak. Tak ada warga kota yang mau ditamui. Pada keduanya adalah hamba-hamba Alloh yang sholih, bijaksana dan berilmu tinggi mereka warga kota tak ada yang peduli. Dalam hati keduanya padahal sudah penuh harapan, pasti warga kota yang makmur ini akan menjamu mereka dengan menghidangkan makanan yang enak sehingga bisa menghilangkan haus dan lapar, letih lesu selama sehari itu. Menyambung kekuatan.

Akhirnya kedua hamba Alloh itu berjalan terus dari rumah kerumah dan sampailah keduanya bertambah letih dan lesu maka keduanya istirahat di bawah bayangan tembok suatu rumah, dimana tinggi tembok itu 30 dziya' dan panjangnya 500 dziya' kondisinya sudah akan roboh.

Lalu Nabi Khidir AS mengajak Nabi Musa AS untuk menegakkan tembok yang akan roboh tersebut. Ketika Nabi Khidir AS mengajak Nabi Musa AS untuk menegakkan tembok itu, Nabi Musa berkata, " Semua warga kota ini menolak ditamui dan tidak memberi makanan pada kita, tidak berperikemanusiaan, tetapi mengapa temboknya orang-orang yang demikian akan ditegakkan pada kita dalam kondisi haus lapar dan sangat letih. Kalau menegakkan dan diberi upah tidak apa-apa, bisa untuk menghilangkan lapar dan haus. Mestinya orang-orang warga kota yang seperti itu tidak perlu kita berbuat baik pada mereka, apa perlunya menegakkan tembok, sedang orang-orangnya sangat tega terhadap kita".

Mendengar perkataan Nabi Musa AS yang demikian Nabi Khidir tetap bekerja diatas rasa haus yang sangat dan lapar yang sangat lapar pula dan setelah itu Nabi Khidir berkata, " QOOLA HAADZAA FIRQOKU BAINI WA BAINIKA SA-UNAB BIUKA BITA'WIILI MAA LAM TASTATHI' 'ALAIHI SHOBRON".

Artinya : Khidir berkata," Musa…!
Saat inilah waktu kita pisah ( antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ) dan sebelum pisah dengan anda akan saya ceritakan apa yang menjadi rahasia semuanya dari apa yang saya lakukan tadi. Dan akan saya ceritakan yang menjadikan kamu tidak bisa bersabar".(QS.Al Kahfi 78).

Nabi Khidir AS sangat menepati janjinya, tidak sayang kehilangan muridnya yang pandai seperti Nabi Musa AS. Kalau tidak bisa mengikuti persyaratan dalam menempuh Ilmu Khusus, ya siapa saja harus pisah, berhenti.

Demikian pula Nabi Musa AS sangat sadar atas kesalahannya itu yang telah tanpa disadari berlaku tiga kali. Nabi Musa AS sangat cukup mendapat pelajaran dari perjalanan ini.

Dan untuk mengetahui rahasia dibalik peristiwa aneh ikuti "Kisah Pertemuan Nabi Musa As dan Nabi Khidir AS ke 8.
Wasalam
Her Budiarto

Kisah Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(6)

Kisah Pertemuan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(6)

Perbuatan Aneh Kedua Yang dilihat N Musa AS.

Dan permohonan Nabi Musa AS pun dikabulkan atas pelanggaran persyaratan UTAMA jika seseorang hendak belajar Ilmu Khusus, yakni mesti bersabar untuk tidak bertanya jika mendapati sesuatu yang diluar hukum biasa.

Dan Alloh pun melanjutkan firmanNya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Musa dan hamba yang dianugrahi rahmat khusus itu.

"FANTHOLAQO – HATTAA ALQIYA GHULAAMAN FAQOTALAHU – QOLA AQOTALTA NAFSAN ZAKIYYATAN BI GHOIRI NAFSIN LAQOD JI-TA SYAI-AN NUKROO. – QOLA ALAM AQULLAKA INNAKA LAN TASTATI'A MA'IYA SHOBRON SA-ALTUKA 'AN SYAI'IN BA'DA HAA FALAA TUSHOOHIBNII QODBALAGHTA MIN LLADUNNII 'UDROON".

Artinya : maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang pemuda, maka Khidir membunuhnya.

Musa berkata, "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?

Sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan yang mungkar !"

Khidir berkata : " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku".

Musa pun berkata," Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".

Dari ayat Qur'an di atas sudah cukup jelas bagi orang-orang berfikir lurus, didalamnya ada makna-makna yang terang dikandungnya.

Setelah turun dari Kapal, Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS keduanya berjalan sampai pada suatu kampung namanya AILAH, lalu dikampung itu Nabi Khidir As dan Nabi Musa As bertemu dengan seorang anak laki-laki kecil yang sedang bermain. Anak laki-laki kecil ini sedang bermain dengan 10 anak lainnya.

Diantara sepuluh anak itu ada seorang anak laki-laki yang ganteng, cakep yang namanya diketahui adalah "KHASNUD" bapaknya bernama MALASUN dan IBUnya bernama ROHMATUN.

Lalu anak kecil yang cakep dan ganteng itu ketika sedang bermain dipegang dan dibunuhnya oleh Nabi Khidir AS.
Dalam sebuah kitab tafsir tangan Nabi Khidir As membunuh anak itu dengan jari-jari nya yang menembus pusernya hingga mati.
Nabi Musa AS, yang telah faham hukum syariat/lahir pun sangat terkejut dan menahan diri untuk bertanya dengan lisannya dan berkata dalam hatinya, " Anak kecil yang belum punya dosa, belum baligh kok dibunuh".

Padahal hukum syariat menyatakan," Diangkat kewajiban atas orang itu tiga, satu Orang tidur sehingga dia bangun, dua orang gila hingga dia sembuh dan tiga Anak-anak hingga baligh/dewasa".

Dan didalam Taurot pun ada hukum bahwa Alloh berfirman," Aku wajibkan atas bani Isroil, sesungguhnya siapa yang membunuh manusia yang tidak karena membunuh orang lain atau tidak membuat kerusakan dibumi maka seakan-akan membunuh manusia seluruhnya".

Begitulah didalam batin Nabi Musa As. terjadi pertentangan hebat dengan apa yang selama ini dia ketahui, akhirnya Nabi Musa pun tidak bisa menahan suara batinnya lalu berkata, " Mengapa kamu ( Nabi Khidir As ) membunuh jiwa yang bersih, bukan karena membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar"

Kita tahu apa persyaratan yang mesti ditaati oleh Nabi Musa As. selama berguru kepada Nabi Khidir As.?
Tidak boleh bertanya akan sesuatu apapun sampai datang penjelasan dari Nabi Khidir ( Sang Guru) kepada Nabi Musa As. (Murid).

Tetapi ternyata Nabi Musa As. telah melanggar dua kali atas persyaratan yang telah ditetapkan diawal pertemuan kedua mereka itu.

Disinilah letaknya apa yang mesti kita ambil pelajaran ketika kita telah memasuki pelajaran Ilmu Khusus yang mesti kita pelajari bersamaan dengan Ilmu Syariat.

Bagaimana sikap Sang Guru Nabi Khidir As. atas pelanggaran yang kedua muridnya ( Nabi Musa As.)?
Nabi Khidir pun berkata , " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku"

Ketika Nabi Musa ditegur Nabi Khidir demikian Nabi Musa baru tersadar bahwa ia telah melanggar aturan belajar Ilmu Khusus kepada Nabi Khidir AS, lalu berkata, " Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".

Dan Nabi Khidir masih memaafkan Nabi Musa dan memberikan kesempatan satu kali lagi sesuai permintaan Nabi Musa AS. Dan perjalananpun dilanjutkan ke kampung yang lain. Nabi Musa AS terus mengingat-ingat akan persyaratan belajar Ilmu pada Nabi Khidir AS. Dan dia tinggal punya satu kesempatan lagi.

Dari kejadian kedua ini telah tampak begitu sulitnya menselaraskan pengetahuan yang sudah tertanam sebelum nya tentang Ilmu/Hukum tata lahir, yang nampak-nampak dengan Ilmu Tata Batin, Ilmu yang tersembunyi. Sampai-sampai Nabi Musa pun telah melanggar dan lalai untuk yang kedua kalinya.

Adakah diantara kita yang masih berhenti pada belajar Ilmu Tata lahir saja?
Atau ada juga diantara kita orang yang telah mengikuti jejak Nabi Musa untuk belajar Ilmu Khusus, Ilmu yang tersembunyi.
Mudah mudahan pada lanjutan kisah yang ke-7 sauadara-saudara ku akan semakin faham dan tergerak akan perintah yang terkandung dalam kisah ini.

Salam
Her Budiarto

"Jangan kamu bertanya sampai aku datang menjelaskan-nya sendiri"

Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS

Bismilahirohmanirrohim
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS(5)

Dengan namaMu yang maha Welas dan maha Asih, kulanjutkan cerita yang baik ( Ahsanul Qoshosh) dari kitabMu yang mulia tentang Nabi Musa dan Nabi Khidir.

Perjalanan Nabi Musa Bersama Hamba Alloh yang digelari Khidir:

Maka setelah Nabi Musa sepakat dengan Bun-ya keduanyapun berjalan menuju tepi laut. Sedang Yusya tidak ikut bersama Nabi Musa AS dan N Khidir AS.

Kedua orang itu ( Musa dan Bun-ya) naik perahu, yang kebetulan ada sebuah perahu baru dan kuat sedang lewat, mengantar menyebrangkan orang-orang dari Lautan Asin melewati Lautan yang tawar airnya. Ya, Lautan Persia dengan Lautan Romawi.

Dengan dialognya :

Musa AS : Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Ilmu yang benar dari Ilmu yang telah Alloh ajarkan kepada mu?

Bun-ya : Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama ku, Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentan hal itu.

Musa AS: Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan akau tidak akan menentangmu dalam seuatu urusan pun.

Bun-ya : Jika kamu mengikutiku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku menjelaskan kepadamu(AlKahfi 66-71)

Nabi Khidir membocorkan Perahu :

Keduanya naik kedalam perahu, yang kebetulan waktu itu ada perahu yang baru dan kuat sedang lewat, menyebrangkan orang-orang antara Lautan asin ke Lautan Tawar, antara Lautan Persia ke Lautan Romawi.

Rupanya pengemudi/nakoda perahu itu mengetahui bahwa terlihat olehnya kedua orang Musa dan Bun-ya adalah orang-orang bijaksana, maka tidak perlu membayar ongkos perahu. Ketika kedua orang itu dipersilahkan masuk dan duduk kemudian didalam perahu Bun-ya berkata kepada Musa dengan perkataannya, " Musa apakah kamu mau saya beri tahu cerita tentang omongan hati kamu sekarang?"

Musa menjawab, "Ya…" Kemudian Bun-ya alias Nabi Khidir berkata," Hati kamu itu menggerutu dengan berkata,' bahwa saya di Bani Isroil tidak seperti ini, saya setiap hari pagi siang dan sore menghadapi ummatku dan saya di-ikuti, ditaati mereka. Tiap hari saya membaca kitab Taurot" kemudian Nabi Musa berkata, " Lho kok benar, persis apa yang saya katakana dalam hatiku". Demikian Nabi Khidir dianugrahi Alloh bias membaca/mendengar pembicaraan hati orang lain. Jadi hati Nabi Musa yang dibaca.

Ditengah-tengah naik perahu yang tanpa biaya itu Nabi Khidir AS mengambil Kapak dan papan / kayu kapal-perahu dikapak sehingga sehingga airnya masuk kedalam perahu.
" HATTAA IDZAA ROKIBAA FIS SAFIINATI KHOROQOHAA" Alkahfi 71,
Artinya :
" Hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melobanginya".

Mengetahui hal itu Nabi Musa AS, terheran-heran dan kaget sekali dan berkata dalam hatinya, "Naik perahu sudah tidak membayar, mestinya bersyukur malah tangannya dibuat merusak perahu. Kalau perahu ini jadi satu-satu nya sumber pencaharian spemiliknya kan jadi menyusahkan dan orang-orang yang dalam perahu itu bias tenggelam semua. Setelah bicara dalam hati tidak tahan akhirnya Nabi Musa berkata, "QOOLA AKHOROQTAHAA LITUGHRIQO AHLAHAA LAQOD JIKTA SYAI-AN IMROON"Alkahfi:71. Artinya: Musa berate : Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menengelamkan penumpangnya…. Sesungguhnya kamu sudah berbuat KESALAHAN yang besar".

Nabi Khidir pun menjawab :QOOLQ ALAM AKUL INNAKA LAN TASTATHII'A MA'IYA SHOBRON.alkahfi:72.

Artinya : Khidir berkata : Bukankah aku telah berkata sesunguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".

Setelah itu Nabi Musa ingat kalau syaratnya mengikuti Nabi Khidir itu tidak boleh bertanya selama perjalanan itu.Kemudian Nabi Musa berkata lagi kepada nabi Khidir, "QOOLA LAA TUAAKHIDZNII BIMAA NASIITU WALAA TURHIQNII MIN AMRI 'USROON. Alkahfi: 73. Arinya : Musa Berkata." Janganlah kamu menghukum saya karena kelupaanku, dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".

Hendaklah di-angan-angan..!

Inilah perbedaan-nya Ilmu tata lahir dan Ilmu tata Bathin, Ilmu Khusus.

Ini contoh yang sangat JELAS, mengapa diantara para pembaca Kitab yang haq ini masih ada yang menganggap ini Cuma dongeng, dan tak bermaksud apa-apa bagi umat Muhammad SAW.

Perhatikanlah, kalau menurut Ilmu tata Lahir, .." ditolong orang itu harusnya berterimakasih, sedangkan merusak perahu orang yang bias menengelamkan orang banyak dan kalau sampai orang-orangnya mati itu kan perbuatan DHOLIM, TIDAK TAHU TERIMKASIH.

Tapi kenyataanya yang dilakukan oleh hamba Alloh yang diberi Rohmat khusus dan diberi Ilmu langsung dari Alloh tidak begitu.

Berhubung Nabi Musa As masih dalam tataran Ilmu Tata Lahir, maka dia bertanya padahal bertanya itu larangan. Mengapa karena akal dan jiwa berontak, tidak kuat menahan apa yang ia ketahui.

Selanjutnya kita ikuti, perbuatan aneh kedua yang dilakukan Nabi Khidir pada kisah Nabi Musa dan Khidir ke-6
Alhamdulillahirobbil'alamin
(Dikutip dari Catatan Her Budiarto)

Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS

Atas Berkat Rahmat Alloh Yang Maha Kuasa
==========================
Bismillahirohmanirrohim,
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (4)

Pertemuan Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS.

FAWAJADA ABDAN MIN IBAADINAA AATAINAAHU ROMATAN MIN'INDINAA WA'ALLAMNAAHU MIN LADUNNA 'ILMAN.

Artinya : Maka (Musa dan Yusya) bertemu hambaKu diantara hamba-hambaku yang Aku beri ROHMAT khusus kepadanya dan yang Aku ajarkan kepada Ilmu dari Ilmu-Ilmu Alloh ( Ilmu Laduni).QS Al Kahfi 65.

Setelah Nabi Musa AS bersama Yusya berjalan menyusuri tapak kaki mereka akhirnya sampai kembali ke tempat Batu Besar Shokhro yang didekatnya ada Sumber Air Kehidupan (Maul Hayat) dan didekat batu itu telah ada seorang hamba Alloh yang dijanjikan bertemu dengan Musa AS.

Padahal pada kali yang pertama datang ditempat itu bahkan sampai tertidur lama ditempat itu tidak didapat hamba Alloh tersebut.

Siapakah hamba Alloh yang telah mendapat Rohmat khusus dan Ilmu langsung dari sisi Alloh?

Dia adalah Bun-ya putra Malkan bin Amir.
Amir putra dari Sholikh putra Arfakhsyad putra dari Syam bin Nabi Nuh As.
Bun-ya bin Malkan ini pada akhirnya dikenal oleh kita namanya Nabi Khidir, meskipun Al-Qur'an hanya menyebut secara umum " HambaKU diatara hambaKu yang telah mendapat ROHMAT khusus dan diajari Ilmu Alloh langsung.

Tentang Ilmu Laduni / Ilmu Ghoib.

Dari kata "Ladunna Ilman" ini kemudian muncul kata-kata Ilmu Ladunni dan orang banyak mengatakan bahwa Ilmu Ladunni adalah Ilmu yang datang langsung dari Alloh tanpa melalui malaikat Jibril AS.
Dan semua orang bisa mendapatkan Ilmu Ladunni ini.
Adapun Ilmu yang tergolong kelompok Ilmu ini ada juga disebut Ilmu Warotsah dan Ilmu Firotsah. Ilmu-ilmu ini tidak dapat dipelajar.
Yang ada dalam kitab-kitab adalah bagaimana cara mencapai Ilmu Ladunni itu.Bukan ilmu ladunni itu sendiri. Ilmu Ladunni adalah ilmu pemberian dari Alloh langsung.

Mengapa Bun-ya bin Malkan dikenal dengan sebutan Khidlir?.

Bun-ya disebut Khidlir karena pada awalnya setiap kali Bun-ya Sholat maka keadaan sekeliling nya mejadi terlihat bersinar hijau.

Hijau bahasa arab-nya AHDLORU, kemudian menjadi Khidlir.
Demikian Syaikh Muchammad Muchtar bin Abdul Mu'thi menerangkan dalam kitab Ma'ul Hayat-nya.

Setelah Nabi Musa AS bertemu dengan Bun-ya maka Nabi Musa menyampaikan salam, "Assalamu 'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh" dan dijawab oleh hamba Alloh yang sedang duduk itu dengan suara yang rendah," Bi Adrikas Salam".

Kemudian Nabi Musa berkata," Saya ini Musa".
Bun-ya kembali menegaskan," Apakah kau Musa bani Isroil…?"
Musa jawab," Ya, saya Musa bani Isroil…"
Bun-ya bertanya lagi," Musa ?, Bukankah kamu itu orang yang di Bani Isroil orang sangat sibuk mengurus umat yang begitu banyak ? mengapa sampai disini ?"

Musa menjawab,"Wahai hamba Alloh, memang aku datang ke tempat kamu ini diperintah Tuhanku untuk menemui kamu. Karena sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku belajar Ilmu kepada kamu".QOOLA INNA ROBBI ARSALANI ILAIKA BIT TABI'IKA WA TA'ALLAMU ILAIKA.

Setelah Musa berkata begitu, ada seekor burung menyahut air dilautan, lalu air itu menetes dihadapan Nabi Musa dan Bun-ya. Dan Bun-ya pun berkata, " Musa,…ilmu saya dan ilmu kamu serta ilmu seluruh manusia di bumi ini dari awal sampai akhir itu hanyalah seperti setetes air yang jatuh dihadapan kita dari burung tadi dibanding dengan air lautan yang terbentang di muka bumi ini.

Dan kamu Musa bukankah pernah berkata bahwa INNAKA A'LAMU AHLAL ARDLI – Aku ini lebih pandai dari semua manusia di bumi ?"

Mendengar perkataan yang tajam seperti diatas Nabi Musa AS terdiam saja, karena dalam hatinya meng-iya-kan bahwa dirinya pernah berkata begitu, yang dengan itulah membuat Alloh menyuruhnya belajar kepada Bun-ya di tempat ini.

Setelah Nabi Musa merasa yakin dengan orang yang ada dihadapannya adalah orang di maksud oleh Tuhannya maka Nabi Musa pun memohon keridloan kepada Bun-ya untuk berguru kepada nya dengan berkata :

QOOLA LAHUU MUSA, HAL AT TABI'UKA'ALAA AN TU'ALLIMANI MIMMA 'ULIMTA RUSYDAAN(66) QOOLA INNAKA LAN TASTATI'A MA'IYA SHOBRON(67) WAKAIFA TASHBIRU'ALAA MALAM TUKHITH BIHI KHUBROON (68) QOOLA SATAJIDUNII INSYA ALLOOHU SHOOBIRON WALAA A'SHII LAKA AMRON(69).

Artinya :
Musa berkata," Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepada ku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah Alloh ajarkan pada kamu…"

Jawab hamba Alloh itu," Sesungguhnya kamu Musa sekali-kali tidak sanggup sabar bersama ku.Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu."

Musa pun menjawab," Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan tidak akan menentang kamu dalam sesuatu urusanpun"

Kemudian Musa bertanya, " Kalau aku sanggup mengikuti kamu, apakah persyaratannya ?"

Dan dijawab oleh Bun-ya, "QOOLA FAINIT TABA'TANII FALAA TAS ALNII'ANSYAI-IN HATTA UHDITSA LAKA MINHU DZIKROON" (70).

"Jika kamu mengikuti ku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu."

Kawan perhatikanlah persyaratannya belajar Ilmu Khusus ini yang disampaikan oleh Alloh kepada kita melalui kutipan perkataan Nabi Khidlir.
Syaratnya adalah JANGANLAH BERTANYA ATAS SESUATU APAPUN YANG MENGUNDANG INGIN TAHU SAMPAI SANG GURU MEJELASKAN NYA SENDIRI KEPADA SI MURID" perhatikanlah ini. Jangan lupa ya.

Sekarang pertanyaan untuk kita adalah apakah Cerita ini hanya dongeng saja tentang adanya Ilmu khusus. Padahal dongeng itu ditulis dalam Qur'an Al Huda.

Tidakkah kita dibimbing dengan kisah ini untuk juga belajar Ilmu khusus?

Dan juga diberitahu secara gamblang bagaimana adabnya seorang murid belajar tentang Ilmu Khusus ini.

Adakah yang tergerak menjadi Musa-musa berikutnya mencari sosok Khidir?

Atau biarlah kisah ini berlalu saja tanpa ada sesuatu apapun yang kita lakukan dari pelajaran yang terkandung didalamnya. Biarlah jadi dongeng pengantar tidur sang Ibu bagi putra-putrinya. Mari kita pertanyakan pada diri kita yang terdalam.

Inilah perbedaannya, antara tatacara belajar Ilmu tata lahir dengan Ilmu Khusus tata bathin.

Ilmu Tata Lahir syaratnya harus bertanya bila ada sesuatu yang tidak diketahui.
FAS ALUU AHLADZ DZIKRI INKUNTUM LA TA'LAMUUN"
Artinya : Maka bertanyalah kamu kepada Ahli Ilmu, jika kamu tidak mengetahui" QS.An Nahl/43).

Bertanya adalah melaksanakan perintah Alloh. Kalau tidak bertanya berarti tidak memperhatikan perintah Alloh. Inilah cara memperoleh Ilmu Lahir.

Dan Ilmu Tata Bathin, Khusus syaratnya adalah sebagaimana diungkap oleh Nabi Khidir diatas. JANGANLAH KAMU BERTANYA SEBELUM AKU/GURU MENJELASKANNYA SENDIRI"

Tidak bertanya dalam belajar dan terus tekun mengikuti Sang Guru itulah berarti melaksanakan perintah Alloh.

Kalau bertanya tidak diminta bertanya maka ia melanggar perintah Alloh.
Persyaratan ini terlihat ENTENG sepintas lalu, tetapi kita akan tahu terasa begitu sulit bila dilaksanakan. Dan ini kita bisa pelajari dari perjalanannya Nabi Musa berguru pada Bun-ya alias Nabi Khidir.

Untuk itu ikuti sambungannya no.5.
Alhamdulillah.
Salam
(Dikutip dari catatan Her Budiarto)

Kisah Nabi Musa AS berguru pada Nabi Khidir As.

Siapa Nabi Musa As dan Tongkat nya.

Dengan nama Mu duhai Alloh, aku tuliskan kembali kisah yang penuh pelajaran bagi manusia yang telah Engkau kabarkan pada Utusan Mu, yang kucintai Nabi Muhammad mutiara jagat yang tinggi disisiMu. Yakni kisah perjalanan seorang manusia yang sangat logis Musa As, Nabi dan UtusanMu untuk menjadi pemimpin bagi keturunan Nabi Yaqub As putra Ishaq As bin Ibrohim kholilulloh.
Dialah Musa AS yang Engkau gelari Kalimulloh.

Segenap puji tak terhingga hanya milik Alloh yang maha Tinggi, aku panjatkan rasa syukurku kepadaMU, atas wujud diriku lahir batin. Aku juga sampaikan terimakasih Alhamdulillah kepada junjungan ku Nabi Muhammad SAW cahaya yang menerangi kegelapan hati. Aku sampaikan pula Alhamdulillah rasa terimakasihku kepada pembimbingku , hormat ku dan taatku atas cahaya yang telah engkau warisi dari para Nabi dan ulama warosatutul ambiya..

Kisah perjalanan Nabi Musa As. sesungguhnya telah jelas terukir dalam Kitab Mu Alqur'an dalam salah satu Surat Mu untuk para manusia yang bernama Al Kahfi, pada ayat 60 sampai 82.

Mari kita buka kitab Hudalinnas surat untuk kita Al-Khafi ayat 60-82.

Aku berlindung diri kepada Mu dari tipudaya Syaithon yang dilaknat Alloh.

Siapakah Musa yang seorang Nabi itu?

Dialah seorang lelaki anak dari Imron bin Yashar dan Yashar adalah putra Lawai putra Nabi Yaqub As. Yaqub As adalah putra Nabi Ishaq As, dan Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim As dengan Ibu Sarah.

Jadi Nabi Musa adalah masih katurunan dari Nabi Ibrahim bapaknya para Nabi.

Yang mempunyai tongkat sakti dari Tuhannya.

Kawan-kawan tentu tahu tentang TONGKAT sakti yang Nabi Musa As. miliki itu.

Tak apalah kiranya sebelum memasuki kisah pertemuannya dengan Khidir mari kita ulang ingatan kita tentang kehebatan TONGKAT SAKTI Nabi Musa As. itu.

Pertama, Tongkat Nabi Musa As itu bisa menjadi ular besar atas izinNya. Ular itu menelan semua ular-ular buatan para penyihir si Fir'aun laknatulloh yang memenuhi lapangan. Simbol apakah Ular ?

Ular seperti yang kita kenal adalah hidupnya selalu berganti kulit, nylungsumi.
Setiap kali sudah tua, maka ia kembali ganti kulit dan muda lagi.
Ular adalah hewan yang memanjang, badannya memanjang, panjang.
Simbol apakah ini?
Bagi orang-orang yang berfikir mestinya faham.
Sesungguhnya dalam penciptaan apa saja yang dibumi dan dilangit mengandung pelajaran.

Yang kedua, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR AIR BAH
Yang ketiga, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan ANGIN TOPAN besar.
Yang ke empat, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR BELALANG,.
Yang kelima, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR KUTU,
Yang ke enam, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR KATAK,
Yang ke tujuh, Tongkat Nabi Musa As bisa menghilangkan BANJIR DARAH,

FA-ARSALNAA'ALAIHIMUT TUUFAANA WAL JAROODA WAL KUMMALA, WADZ DHOFAADI'A WAD DAMA (QS.7/A'rof :133)
Artinya :
Maka Kami (Alloh) kirimkan kepada mereka (Fir'aun dan bala tentaranya) 1.TUUFAAN, 2. JAROODA (banjir belalang), 3. KUMMALA ( Banjir Kutu), 4. DHOFAADI'A (banjir katak) dan 5. AD DAMA ( banjir darah).

Yang ke delapan, Tongkat Musa bisa untuk memukul BATU keras dan dari batu yang dipukul keluar AIR yang menghidupkan (Maul Hayat).

IDLRIB BI'ASHOOKAL HAJAR, FAN FAJAROT MINHUTS NATAA'ASYROTA 'AINA (QS.2/Al-Baqoroh: 60).

Bagaimana Tongkat Musa bisa mengusir banjir Darah, Banjir Katak, Banjir Kutu dan banjir Belalang?

Kisah Nabi Musa AS berguru pada Nabi Khidir As.(3).

Kuawali dalam bagian ketiga kisah yang diberitkan Tuhan melalui wahyu Nya kepada Nabi Muhammad SAW dengan sebuah firman Nya dalam Qur'an :
"WALAQOD SHORROFANA FII HADAL QUR'AANI LINNAASI MINKULLI MASYALIN WA KAANAL INSAANU AKTSARO SYAI WIJADALAN"
QS: Al Kahfi 54.
Artinya :
"Dan sesungguhnya Kami telah mengulan-ulang bagi manusia di dalam Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan adalah manusia itu makhluk yang banyak membantah".

NabiMusa AS bertanya kepada Tuhannya,"Ya Robbii, kaifa lii bihii?"
Wahai Tuhanku bagaimanakah caranya aku menemui hambaMu yang lebih pandai dari aku itu…?.
Tuhanpun menjawab," Apabila kamu ingin bertemu hambaKu yang lebih pandai dari kamu maka dia tempatnya ada di Majma'al Bahroin itu adapun caranya yaitu kamu harus pergi kesana, tetapi bawahlah ikan yang telah mati(ikan laut) dan ikan itu kamu tempatkan dalam kepis(tempat ikan) dan jika sampai pada suatu tempat ikan tersebut menghilangdari tempatnya karena hidup kembali, maka disitulah tempatnya hambaKu yang lebih pandai dari kamu"

Kemudian Nabi Musa melakukan persiapan untuk pergi kesuatu tempat yang belum pernah ia ketahui yang namanya adalah Majma'al Baroin. Nabi Musa pun pergi ke pasar untuk membeli ikan laut yang akan dijadikan bekal dan petunjuk dimana tempatnya hamba Alloh yang lebih pandai darinya. Setelah mendapatkan ikan dan bekal yang cukup maka Nabi Musa AS berangkat bersama seorang muridnya yang bernama Yusya. Yusya ditugasi membawa bekal-bekal untuk perjalanan termasuk ikan yang ada dalam kepis.

Siapakah Yusya itu dan apa hubungan nya dengan Nabi Musa AS.

Yusya murid Nabi Musa As adalah putra dari Nun putra dari Ifrosun putra dari Nabi Yusuf As. Nabi Yusuf adalah putra Nabi Yaqub As putra dari Nabi Ishaq As.putra Nabi Ibrahim As. Jadi pemuda yang bernama Yusya itu silsilahnya bertemu di Nabi Yaqub AS.

Untuk Mencapai Bertemu Yang Diberi Anugrah Khusus Perlu Bertahun Tahun:

Alloh berfirman dalam Qur'an," WAIDZ QOOLA MUSA LIFATAAHU LA ABROKHU HATTA ABLUGHO MAJMA'AL BAHROIN AU AMDLIYAA HUKUBAAN"
Artinya :
"Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya,' aku tidak akan berhenti (berjalan), sebelum sampai ke Majma'al Bahroin (pertemuan dua lautan) atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun'. Q.S Al Kahfi/60.

Dari ayat itu Nabi Musa AS dan Yusya bertekad untuk berjalan meskipun bertahun-tahun menyuri pantai.
Kata Hukubaan adalah jamak dari Hakibah adalah bertahun-tahun (lebih dari 80 tahun).
Inilah pelajaran bagi kita jika kita mempunyai maksud yang mulia (yang diridloi Alloh ) maka mesti punya tekad kuat dan pantang menyerah meskipun berpuluh-puluh tahun.

Dalam perjalan Nabi Muhammad SAW pun untuk mencapai hidup yang mendapat petunjuk Tuhan dilakukan kholwat bertahun-tahun sebelum wahyu itu diturunkan pada Nya.

Bagaimanakah kita ini yang bercita-cita jadi manusia yang sholih, muttaqin? Apakah cukup santai-santai saja tiada kesungguhan mencapai keridloan Alloh.

Kembali pada perjalanan Nabi Musa As dan muridnya yang telah menyusuri pantai untuk mencari tempat pertemuan dua lautan.
Didekat pertemuan dua lautan itu ada batu besar "Shokhro" (kalau batu kecil Hasho, batu sedang Hajarun). Didekat batu besar Shokhro ada sumberan air "MAUL HAYAT".
Air yang bila mengenai sesuatu yang telah mati bisa hidup kembali.
Inilah patokan yang mesti dipegang oleh Nabi Musa As. Pesan Alloh jika sampai ditempat air yang bila mengenai ikan yang akan dijadikan lauk dan bisa hidup lalu berenang ke laut itulah tandanya Majma'al Bahroin sudah dekat.

Sejak pagi kedua anak manusia itu berjalan tiada hentinya, dibawah terik matahari pun terus dijalaninya demi suatu ketinggian disisi Alloh. Di atas pasir pantai yang panas diterpa angina laut yang semilir ditemani ombak yang berkejaran terus berjalan hingga tak terasa Nabi Musa As sangat kelelahan sekali, lalu Nabi Musa As pun beristirahat dibalik bayangan batu besar Shokhro, dan terlelap tidur. Sedang pemuda Yusya tidak tertidur, ia menjaga Nabi Musa As yang terlelap keletihan keduanya lupa makan bekal yang telah disiapkan. Pada saat Nabi Musa tertidur inilah Yusya simurid Nabi Musa As mengalami kejadian ajaib.
Ikan yang akan dijadikan lauk itu melompat ke air dan hidup lalu berenang ke tengah lautan.
Yusha tertegun-tegun akan keajadian ini.
Tidak lain ikan yang mati itu terkena percikan sumber air maul hayat didekat batu itu.
Dan Yusha pun terlupakan untuk menceritakan kejadian aneh ini kepada Nabi Musa As., sehingga keduanya terus berjalan kembali sampai jauh.

Sampai suatu ketika Nabi Musa AS teringat akan bekan makanannya untuk dimakan maka dimintanya bekal yang dibawa oleh Yusya. Dan Yusya pun baru menceritakan tentang ikan yang secara aneh melompat ke laut dan berenang, sebagai mana dikabarkan Alloh dalam Qur'an surat Kahfi :
"Maka tatkala mereka sampai ke suatu pertemuan dua lautan itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka tatkala mereka telah berjalan lebih jauh, berkatalah Musa," Bawalah ke mari makanan kita sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".
Lalu Muridnya menjawab,"Tahukah Wahai Nabi Musa, tatkala kita mencari tempat berlindung dibalik batu tadi, maka sesungguhnya akau lupa menceritakan tentang ikan itu dan tiadalah yang melupakan aku untuk menceritkan kecuali syaithon dan ikan itu mengambil jalan ke laut dengan cara yang aneh sekali".
Maka Musa berkata," Itulah tempat yang kita cari". Lalu keduanya kembali mengikuti jejak kakinya semula.

Apakah hikmah dibalik kata" Majma'al Bahroin"
Apakah hanyalah sekedar tempat pertemuan dua lautan, dimana kedua air laut itu tidak saling bercampur.
Yang satunya laut itu berasa tawar dan yang satu lagi berasa asin. Diantara dua laut itu seolah-olah ada pembatas yang tranparan, keduanya tidak saling melampoi.

Pelajaran yang bias kita petik adalah apabila kita ingin mencapai kehidupan yang benar-benar beruntung disis Alloh, sesuai tujuan manusia hidup maka mesti mempertemukan dua lautan ILMU. Yang kedua ilmu itu sangat jelas batas-batasnya.
Yaitu Ilmu tata lahir yang disebut Ilmu Syariat dan yang kedua Ilmu tata bathin, yaitu dikenal dengan nama Ilmu hakikat. Dengan menggabungkan kedua Ilmu itu dalam hidup kita maka kita akan menjadi benar-benar hidup.
Hidup yang hakiki. Hidup sejati.
Untuk mendapatkan Ilmu Syariat mesti belajar kepada para Ulama ahli syariat dan untuk belajar Ilmu Hakikat, maka mestilah belajar pada Ulama Ahli Hakikat.

Inilah sesungguhnya symbol Nabi Musa AS sebagai Ahli Ilmu Tata Lahir, dan Nabi Khidir AS adalah symbol Ahli Ilmu Bathin, ILmu hakikat, Ilmu yang tersembunyi.

Bagaimana pertemuan keduanya Nabi Musa dan Nabi Khidir. Serta apa syarat-syarat belajar kedua Ilmu itu. Ikuti sambungan cerita ke-4.
Semoga dapat difahami dan membawa kepada petunjuk kepada orang-orang yang benar-benar berfikir.

Wasalamu ala manit taba alhuda
Wasalamu alaikum wr.wb.
(Mengutip dari catatan Her Budiarto)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...